PAMEKASAN || KLIKMADURA – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda Raas (FPR) mendatangi PLN UP3 Madura, Senin (17/11/2025). Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan terkait keandalan listrik di wilayah kepulauan.
Audiensi yang berlangsung di Aula Trunojoyo PLN UP3 Madura itu menyoroti mandeknya realisasi listrik 24 jam dan dugaan kualitas BBM bermasalah. Kemudian, perlunya penambahan pembangkit berbasis EBT untuk wilayah Raas dan pulau-pulau sekitarnya.
Perwakilan FPR, Imam Suyudi mendesak percepatan perluasan jaringan listrik, penambahan kapasitas pembangkit, serta penempatan teknisi lokal untuk mempercepat penanganan gangguan.
“Masyarakat Raas butuh kepastian. Kami ingin listrik 24 jam betul-betul berjalan, bukan sekadar janji yang terus tertunda,” tegasnya.
PLH Manager UP3 Madura M. Daan Agung Lazuardi menegaskan komitmennya untuk hadir dan bertanggung jawab untuk melayani masyarakat kepulauan.
Daan menyampaikan sejumlah kendala terkait kewenangan pengadaan mesin baru dan kebutuhan dukungan pemerintah dalam pengembangan energi baru terbarukan.
Namun, ia memastikan bahwa PLN terus melakukan pemeliharaan, relokasi mesin layak operasi, hingga mengusulkan tambahan kapasitas menjelang Ramadhan dan Idulfitri.
“PLN UP3 Madura berkomitmen penuh meningkatkan keandalan listrik di kepulauan. Semua masukan FPR kami terima dan akan ditindaklanjuti sesuai kewenangan yang ada,” ujar Daan Agung Lazuardi.
PLN juga mengonfirmasi bahwa perbaikan mesin PLTD Raas telah ditangani oleh PT PLN-MCTN. Saat ini listrik Raas telah kembali normal beroperasi 24 jam.
Terkait isu BBM tercampur, PLN menegaskan akan mengaudit vendor, memperketat pengawasan mutu, serta melibatkan aparat penegak hukum dan Pertamina dalam pengawasan rantai pasok BBM.
Untuk keterbukaan informasi, PLN sepakat membentuk grup WhatsApp yang akan aktif pada 17 November 2025 sebagai kanal komunikasi resmi antara manajemen dan masyarakat Raas.
Audiensi ditutup dengan pembacaan serta penandatanganan Pakta Integritas antara PLN dan FPR. Dalam dokumen itu, kedua pihak sepakat melakukan pengawasan bersama terhadap pemulihan keandalan listrik.
Termasuk, percepatan audit teknis, pembentukan tim reaksi cepat lokal, dan rencana jangka panjang menuju pembangkit EBT hibrida 24 jam.
“Kami siap berkolaborasi untuk energi yang lebih bersih dan andal bagi Raas. Kepulauan harus merasakan pelayanan yang sama seperti daratan,” tambah Daan. (nda)














