PAMEKASAN || KLIKMADURA – Kasus campak di Kabupaten Pamekasan terus melonjak tajam. Dalam waktu kurang dari sebulan, angka kasus mencapai lebih dari 300, bahkan tercatat sudah ada lima anak meninggal dunia.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan menyebutkan, hingga kini terdapat 532 suspek campak. Dari jumlah itu, 177 dinyatakan positif.
Angka kematian akibat campak di Pamekasan menempatkan kabupaten ini di urutan kedua tertinggi di Jawa Timur setelah Sumenep.
Mengantisipasi lonjakan kasus, Pemkab Pamekasan bersama Kemenkes RI, Dinkes Jatim, Unicef, dan Forkopimda menggelar rapat koordinasi, Kamis (11/9/3025).
Hasilnya, diputuskan akan dilakukan imunisasi tambahan dengan target 53 ribu anak usia 9 bulan hingga 12 tahun.
“Total ada 53 ribu anak yang akan menjadi sasaran imunisasi tambahan,” kata Kepala Dinkes Pamekasan, dr. Saifudin.
Dokter yang juga Ketua MKEK IDI Cabang Pamekasan itu menegaskan, faktor gizi buruk dan imunisasi tidak tuntas menjadi penyebab tingginya angka kematian. Karena itu, imunisasi tambahan akan dilaksanakan serentak mulai Senin (15/9/2025).
“Harus seimbang antara imunisasi dengan pemenuhan gizi dan nutrisi anak. Sesuai arahan Bupati, semua sektor akan dilibatkan, mulai tenaga kesehatan, camat, Polres, Kodim, dan lainnya,” ujarnya.
Capaian imunisasi di Pamekasan saat ini masih 80 persen. Meski demikian, dr. Saifudin memastikan tata kelola kasus masih terkendali, dan fasilitas kesehatan siap menangani pasien.
Ia menilai, salah satu kendala utama terletak pada persepsi publik yang simpang siur terkait imunisasi, mulai dari isu halal hingga efek samping vaksin.
“Optimis target bisa tercapai. Semua pihak harus bergerak cepat agar Pamekasan bisa keluar dari status darurat campak ini,” pungkasnya. (enk/nda)