PAMEKASAN || KLIKMADURA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan mencatat sebanyak 844 kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari hingga Desember 2024. Dari jumlah tersebut, delapan orang meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan, Fathor Rahman, mengatakan, kasus DBD terbanyak terjadi di Desa Sopaah, Kecamatan Pademawu dengan 100 kasus, disusul Kecamatan Kadur sebanyak 96 kasus, Kecamatan Pakong 92 kasus, dan Kelurahan Kowel, Kecamatan Kota Pamekasan sebanyak 88 kasus.
“Dari 844 kasus demam berdarah di tahun 2024 ini, sebanyak 8 orang meninggal dunia,” ujarnya.
Fathor juga merinci data korban meninggal dunia berdasarkan kelompok usia. Yakni, satu korban berasal dari kelompok usia 1 tahun, dua korban dari usia 1-4 tahun, empat korban dari usia 5-14 tahun, dan satu korban dari usia 15-44 tahun.
“Empat Korban terbanyak didominasi kelompok usia 5-14 tahun,” terangnya saat dimintai keterangan.
Fathor menyampaikan Dinkes Pamekasan terus menggencarkan program pencegahan melalui pendekatan 3M Plus. Yakni, menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, masyarakat diminta mengoptimalkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dengan menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah.
“Gerakan ini penting untuk memastikan tidak ada jentik nyamuk di rumah. Kami berharap masyarakat dapat bersama-sama menjalankan langkah pencegahan demi mengurangi risiko penularan DBD,” tuturnya.
Ia menegaskan, kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat guna memutus rantai penyebaran DBD.
“Kasus DBD yang tersebar di berbagai wilayah di Pamekasan menjadi pengingat bahwa langkah pencegahan dan penanganan dini harus terus dilakukan demi mencegah korban jiwa lebih lanjut.” tandasnya. (ibl/diend)













