Dari Timur Tengah ke Ujung Timur Madura, Cengkalan

- Jurnalis

Sabtu, 19 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua PDI Perjuangan Jerman Narendra Ning Ampeldent.

Wakil Ketua PDI Perjuangan Jerman Narendra Ning Ampeldent.

Oleh: Zarnuji, Jurnalis Senior, Dosen

——

KALAU ditanya negara mana yang paling keras kepala saat ini, tentu jawabannya Israel, karena meski sering disoroti sebagai negara yang melanggar hukum Internasional dalam serangannya ke Iran, tapi mereka tetap tidak menghiraukan.

Begitu juga perekrutan pegawai Ikatan Kerja Sama (IKS) di RSUD Dr H Moh Anwar, meski ditengarai tidak sesuai aturan, pimpinannya masih ngeyel.

Bahkan mereka diduga berencana akan menambah lagi pegawai lewat jalur “belakang” itu (KLIKMADURA/17/725).

Tentu tulisan ini tidak bermaksud membandingkan RSUD dengan agresi Israel ke Iran, karena itu tidak sepadan (apple to apple). Israel negara maju, sedangkan RSUD Dr. H. Moh Anwar hanya rumah sakit tipe B di kabupaten ujung timur Madura.

Baca juga :  Perempuan dan Poligami: Perspektif, Realitas, dan Kontroversi di Era Modern

Tapi yang perlu digarisbawahi antara agresi militer Israel dan pengangkatan pegawai “siluman” di rumah sakit pelat merah itu, terdapat kesamaan konsep, yaitu cengkalan (keras kepala).

Bukannya berbenah dengan dugaan penyimpangan yang dilakukan, tapi justru mencari cara untuk membenarkan tindakannya.

Misalnya, dalam serangan Israel ke Negeri para Mullah, didasarkan pada klaim ancaman eksistensial dari dugaan pembuatan nuklir Iran, sedangkan RSUD beralasan karena kebutuhan pegawai. Alasan itu sebenarnya hanya kecemasan psikologi dalam teori pembenaran sistem.

Bisa saja ada alasan lain yang terselubung. Misalnya Israel tak ingin negara tetangganya itu lebih kuat dan mendominasi di Timur Tengah. Atau pimpinan RSUD juga tak ingin kerepotan membayar gaji pegawai “titipan” itu tiap bulannya.

Baca juga :  Pamekasan Masih Menyala

Kemudian, kalau Israel menarik Amerika dan negara sekutu lainnya untuk ikut memerangi Iran, maka RSUD menarik Inspektorat dan Bagian Hukum Setkab untuk membendung protes. Bahkan juga mencokot nama Bupati, sehingga seolah sudah mendapatkan Restu (Angkatberita 8/7/2025).

Lucunya, baik Israel maupun Iran sama-sama mengklaim menang atas perang 12 hari pada Juni 2025 itu.

Begitu pun pimpinan RSUD juga mengaku benar dengan perekrutan IKS dengan mendasarkan pada fleksibilitas dalam pengelolaan BLUD.

Meski Israel dan Iran sadar kalau peristiwa saling serang itu  merugikan, tapi mereka gengsi untuk mengakuinya.

Baca juga :  Kenaikan IPM Pamekasan 2023 Tertinggi di Jawa Timur

Begitu pula RSUD yang juga tahu kalau merugikan keuangan daerah, tapi mereka tetap percaya diri karena yang dirugikan bukan uang sakunya sendiri. Wallahuaklam. (*)

Berita Terkait

Rudy Saladin dan Ramalan 2055
Darurat Militer Atau Darurat Nurani
Bukan Lagi Soal Sanksi, Ini Soal Budaya Politik
Basmi Rokok Ilegal: Satir untuk Nur Faizin
Bangkalan Darurat Narkoba
Ketika Penis Patung Lebih Berguna daripada Pena Wartawan
Cyber-Utopianisme dan Realitas Generasi Muda
Saya Bukan Pejuang Kebenaran dan Keadilan. Toh Saya Masih Membela Orang Salah

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 06:41 WIB

Rudy Saladin dan Ramalan 2055

Kamis, 4 September 2025 - 07:46 WIB

Darurat Militer Atau Darurat Nurani

Minggu, 31 Agustus 2025 - 13:58 WIB

Bukan Lagi Soal Sanksi, Ini Soal Budaya Politik

Jumat, 22 Agustus 2025 - 14:05 WIB

Basmi Rokok Ilegal: Satir untuk Nur Faizin

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 15:12 WIB

Bangkalan Darurat Narkoba

Berita Terbaru