Oleh: Prengki Wirananda, Pemred Klik Madura.
—–
MADURA memiliki potensi ekonomi yang luar biasa besar, bahkan lebih dari yang selama ini terlihat di permukaan. Berdasarkan berbagai kajian, potensi pendapatan dari sektor pajak yang disumbangkan Madura untuk Indonesia mencapai lebih dari Rp70 triliun setiap tahun.
Angka fantastis ini menunjukkan bahwa Madura sejatinya memiliki kekuatan ekonomi yang mandiri apabila dikelola dengan tepat, profesional, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Salah satu gagasan besar yang kini mengemuka adalah menjadikan Madura sebagai badan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Empat kabupaten di Madura memiliki struktur sosial, geografis, dan sumber daya alam yang cukup untuk menopang konsep tersebut.
Terlebih, pemerintah pusat memiliki kewajiban konstitusional untuk mendukung pembiayaan kawasan strategis semacam ini.
Karakter ekonomi Madura sesungguhnya telah lama dikenal melalui hasil bumi dan produk khasnya. Di antaranya, garam, tembakau, jagung, sapi, jamu, hingga batik.
Semua sektor ini bukan hanya mencerminkan identitas budaya Madura, tetapi juga membuka ruang besar bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Jika digarap dengan pendekatan industri kreatif dan teknologi modern, produk-produk lokal tersebut dapat bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
Selain itu, sektor wisata bahari dan wisata alam merupakan peluang emas yang belum tergarap maksimal. Bayangkan jika wisatawan dapat memulai perjalanan dari Surabaya, melintasi Jembatan Suramadu, lalu singgah di pelabuhan-pelabuhan wisata di setiap kabupaten Madura.
Di setiap pelabuhan itu, tersedia pusat kuliner khas, sentra UMKM, dan akses menuju objek wisata alam maupun religi. Konsep perjalanan ini bukan sekadar wisata, melainkan bentuk pemberdayaan ekonomi lokal yang nyata.
Model seperti itu akan menumbuhkan ekosistem pariwisata terintegrasi yang menghidupkan banyak sektor sekaligus. Mulai dari transportasi, perhotelan, kuliner, hingga kerajinan.
Di ujung timur Madura, Pulau Giliyang di Sumenep, yang dikenal memiliki oksigen terbaik di dunia, dapat menjadi ikon wisata kesehatan dan destinasi kelas dunia.
Di sanalah wisatawan dapat menikmati ketenangan, keindahan alam, dan udara segar yang menyehatkan.
Lebih jauh, gagasan Twin City atau kota kembar antara Surabaya dan Madura menjadi konsep strategis yang sangat menjanjikan.
Dengan keberadaan Jembatan Suramadu, kedua wilayah dapat membangun sinergi ekonomi yang saling menguntungkan.
Produk-produk unggulan dari Madura dapat memenuhi kebutuhan industri dan konsumsi masyarakat Surabaya. Sementara, akses investasi dan infrastruktur dari Surabaya akan mempercepat pertumbuhan Madura.
Hubungan ini dapat menjadi tandingan Singapura dan Johor Bahru di Malaysia yang berhasil menciptakan integrasi ekonomi lintas wilayah.
Apabila konsep ini dijalankan dengan kemauan politik yang kuat dan kerja sama lintas sektor antara pemerintah, pengusaha, akademisi, serta masyarakat, maka cita-cita menjadikan Madura sebagai kawasan mandiri bukanlah mimpi.
Pendapatan daerah akan meningkat, lapangan kerja terbuka lebar, dan berbagai persoalan sosial seperti pengangguran dan kenakalan remaja dapat ditekan.
Pada akhirnya, kemandirian ekonomi Madura bukan sekadar tentang angka triliunan rupiah, melainkan tentang martabat dan masa depan masyarakatnya.
Dengan potensi yang begitu besar, Madura layak berdiri sejajar dengan daerah maju lainnya di Indonesia. Yang dibutuhkan hanyalah kesungguhan, kolaborasi, dan keberanian untuk memulai perubahan dari tanah sendiri. Maaf. (*)














