B.J. Habibie dan Uranium yang Masih Misteri

- Jurnalis

Rabu, 29 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Prengki Wirananda, Pemred Klik Madura

——

BEBERAPA waktu lalu, saya edhikanih seorang kiai sepuh. Sosok ulama kharismatik yang namanya dikenal bukan hanya di Pulau Garam, tetapi dikenal hingga tingkat nasional bahkan internasional. Beliau bukan sekadar guru, melainkan guru para guru.

Saya sempat tertegun. Ada sedikit rasa waswas. Dalam hati saya bertanya, adakah kesalahan yang membuat saya dipanggil oleh kiai sepuh seagung beliau? Namun, sebagai murid yang hormat, saya berangkat meski dengan rasa getir.

Saya tiba di dhalem bakda dzuhur. Satu per satu tokoh berdatangan, rupanya mereka juga menerima panggilan serupa. Kami saling berpandangan, mencoba menebak-nebak, ada apa gerangan kiai sepuh memanggil kami semua?

Setelah sekitar tiga puluh menit menunggu dalam suasana yang tenang namun penuh tanda tanya, pintu terbuka. Kami dipersilakan masuk. Kiai sepuh tampak duduk bersandar, wajahnya teduh meski beliau sedang kurang sehat. Suaranya lembut tapi berwibawa saat menyapa kami.

Pertemuan itu dibuka dengan tawassul. Suasana menjadi hening. Hati kami ikut khusyuk. Setelah itu, kiai memulai pembicaraan yang ternyata tidak kami sangka. Beliau ingin berbicara tentang Madura. Tepatnya, tentang perjuangan menjadikan Madura sebagai provinsi.

Baca juga :  Pantas Ingin Pisah dari Jawa Timur, Ternyata Madura Pernah Jadi Negara, Begini Sejarahnya

Kiai sepuh menatap kami satu per satu. Katanya, Madura harus memperjuangkan otonominya sendiri. Bukan untuk memisahkan diri dari Indonesia, melainkan untuk memperkuat kemandirian dan mempercepat kesejahteraan masyarakatnya.

Beliau menjelaskan bahwa syarat utama pembentukan provinsi adalah memiliki minimal lima kabupaten atau kota. Karena saat ini Madura hanya memiliki empat kabupaten, maka perlu ada satu daerah hasil pemekaran.

“Pemekaran itu jangan hanya mengambil satu kabupaten. Ambillah sebagian wilayah dari semua kabupaten, terutama daerah pantura. Bentuklah Kabupaten Pantura Madura.” kurang lebih seperti itu kalimat yang dilontarkan kiai.

Gagasan itu seperti aliran listrik yang menyalakan lampu di kepala kami. Kabupaten baru yang terdiri dari wilayah-wilayah pesisir utara Madura, dari Bangkalan hingga Sumenep. Sebuah ide strategis yang bukan hanya politis, tetapi juga ekonomis dan geografis.

Namun, yang membuat saya semakin terdiam adalah ketika beliau berbicara tentang kekayaan alam Madura. Menurutnya, Madura akan makmur jika benar-benar menjadi daerah otonom.

Kekayaan itu tidak hanya dari garam dan tembakau, bukan pula hanya dari minyak dan gas bumi. Ada satu kekayaan lain yang jauh lebih berharga—Uranium.

Baca juga :  Akhmad Ma'ruf Inisiasi Usulkan Madura Provinsi Melalui Jalur Kekhususan

Saya sempat terperanjat mendengarnya. Uranium? Unsur radioaktif yang menjadi bahan utama energi nuklir itu? Kiai sepuh tersenyum. Katanya, Madura menyimpan cadangan uranium di perut buminya.

“Dulu, sekitar tahun 1993, saya bertemu dengan Pak Habibie. Kami sempat berbincang lama. Beliau mengatakan, Madura memiliki kandungan uranium. Tapi belum ada yang meneliti lebih dalam,” ujarnya lirih.

Cerita itu membuat saya merinding. Nama besar Habibie bukan sembarangan. Seorang insinyur jenius yang dikenal dengan riset-riset berstandar internasional. Jika beliau mengatakan demikian, maka bukan hal mustahil bahwa tanah Madura memang menyimpan mineral berharga itu.

Secara ilmiah, uranium memang tersebar di beberapa titik di Indonesia, termasuk di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Namun, data publik mengenai kandungan uranium di Madura nyaris tak ditemukan.

Boleh jadi, informasi itu disimpan rapat oleh lembaga-lembaga negara karena bersifat strategis dan sensitif.

Meski demikian, jejak cerita yang dituturkan kiai sepuh terasa logis. Secara geologis, Madura memiliki formasi batuan sedimen tua yang memungkinkan terbentuknya mineral radioaktif.

Potensi itu bisa saja tersembunyi di antara lapisan batu kapur dan tanah gamping di wilayah utara pulau.

Baca juga :  Apa Kabar Dugaan Skandal Mega Korupsi BSPS Sumenep?

Kiai sepuh menegaskan, Uranium bukan sekadar simbol kekayaan alam. Di tangan bangsa yang berilmu, Uranium bisa menjadi berkah besar.

Energi nuklir bisa dimanfaatkan untuk listrik, riset kedokteran, bahkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui teknologi mutakhir.

Yang penting kata beliau, jangan sampai kekayaan itu justru diambil orang lain, sementara orang Madura hanya jadi penonton.Kiai sepuh mengingatkan bahwa kemandirian bukan sekadar slogan. Ia harus diperjuangkan dengan ilmu, keberanian, dan kebersamaan.

Kini, setiap kali saya menatap laut utara Madura, saya teringat ucapan beliau. Barangkali di bawah ombak yang tenang itu, di antara lapisan tanah kapur yang kering, tersimpan energi raksasa yang belum tersentuh. Energi yang bisa mengubah wajah Madura di masa depan.

Mungkin benar kata kiai sepuh, bahwa Madura tidak hanya tanah garam dan tembakau. Tapi juga tanah uranium. Sebuah rahasia alam yang menunggu ditemukan oleh generasi berani dan berilmu.

Jika itu benar adanya, maka sejarah Madura akan berubah selamanya. Dan ketika saat itu tiba, Madura tidak lagi hanya dikenal sebagai Pulau Garam, tetapi juga Pulau Energi. Wallahua’lam. (*)

Berita Terkait

Benarkah Bumi Madura Menyimpan Uranium?
Twin City Surabaya-Madura, Miqat Perjuangan Menuju Sejahtera
Blok Migas South East Madura, Mimpi Nyata Rakyat Sejahtera
Migas Madura, Potensi dalam Kebiri Regulasi
Migas Madura, Paradoks Kekayaan Alam dan Kesejahteraan
Puncak Amarah di Lapangan Migas Hidayah
Blok Migas Paus Biru, Antara Harapan dan Ancaman Baru
Distorsi Eksploitasi Migas Madura

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 00:22 WIB

B.J. Habibie dan Uranium yang Masih Misteri

Senin, 27 Oktober 2025 - 07:49 WIB

Benarkah Bumi Madura Menyimpan Uranium?

Minggu, 26 Oktober 2025 - 02:38 WIB

Twin City Surabaya-Madura, Miqat Perjuangan Menuju Sejahtera

Kamis, 23 Oktober 2025 - 00:15 WIB

Blok Migas South East Madura, Mimpi Nyata Rakyat Sejahtera

Selasa, 21 Oktober 2025 - 00:41 WIB

Migas Madura, Potensi dalam Kebiri Regulasi

Berita Terbaru