Makna Cinta

- Jurnalis

Minggu, 23 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Prengki Wirananda, Pemred Klik Madura.

TIDAK ada kata yang lebih indah diucapkan manusia selain cinta. Ia hadir di sela doa-doa, mengalir dalam puisi para sufi, dan bersembunyi di balik gelagat diam seseorang yang tiba-tiba tidak bisa menjelaskan mengapa dadanya sesak.

Cinta adalah bahasa yang tidak selesai dibahas tetapi selalu ingin kita dengar ulang. Seakan-akan kita ingin jatuh lagi, terluka lagi, lalu tersenyum lagi di atas luka yang sama.

Para filsuf menyebut cinta sebagai energi yang menggerakkan dunia. Plato menulis bahwa cinta adalah kerinduan untuk memiliki kebaikan selamanya. Para sufi yang menapaki hidup lebih lembut dari angin mengatakan bahwa cinta adalah jalan pulang menuju Tuhan.

Ibnu Arabi menulis al-hubbu huwa al-wasl yang berarti cinta adalah penyatu, bukan pemisah. Cinta mempertemukan, bukan memisahkan.

Islam sendiri memberikan tempat istimewa bagi cinta. Nabi Muhammad SAW tidak pernah menafikan keajaiban cinta. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa tidak ada sesuatu yang lebih mampu mempersatukan dua insan selain pernikahan.

Artinya, Islam tidak alergi pada cinta. Ia hanya memberi pagar agar cinta tidak berubah menjadi serigala yang memangsa pemiliknya.

Al-Qur’an mencatat cinta manusia yang luar biasa. Dalam Surah Yusuf ayat 30 disebutkan bagaimana istri Al-Aziz tergila-gila pada Nabi Yusuf. Kata yang dipakai adalah syaghafaha hubban yang berarti cinta yang menembus rongga terdalam jantungnya.

Baca juga :  Kumpulan Sajak Nuril Izza Afgarina

Itu adalah pengakuan bahwa cinta bisa membuat seseorang tidak berdaya, kehilangan tata bahasa logika, dan hidup hanya dengan satu pusat gravitasi, yaitu yang dicintainya.

Kisah Laila dan Majnun adalah contoh paling masyhur tentang cinta manusia yang berubah menjadi kegilaan. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Majnun kehilangan dirinya karena terlalu mencintai Laila.

Ia tersesat di padang pasir, memeluk angin, dan berdialog dengan bayangan Laila yang tidak pernah hadir secara fisik. Namun di situlah letak keindahannya. Cinta Majnun menjadi jembatan antara kerinduan dan ketundukan.

Salah satu syairnya yang terkenal berbunyi begini:

أَمُرُّ عَلَى الدِّيَارِ دِيَارِ لَيْلَى
أُقَبِّلُ ذَا الْجِدَارَ وَذَا الْجِدَارَا

وَمَا حُبُّ الدِّيَارِ شَغَفْنَ قَلْبِي
وَلَكِنْ حُبُّ مَنْ سَكَنَ الدِّيَارَا

“Aku melewati rumah-rumah tempat Laila tinggal. Kucium dinding ini dan dinding itu.
Bukan rumahnya yang membuatku mencintai begitu dalam. Tetapi perempuan yang tinggal di dalamnya.”

Dan ada pula syair Majnun yang lebih dahsyat lagi. Sebuah pernyataan cinta yang membuat dunia tunduk oleh kerendahan hatinya:

وَلَوْ أَنَّ غُبَارًا عَلَى نَعْلِ لَيْلَى
تَعَلَّقَ بِهِ قَلْبِي يُحِبُّ الغُبَارَا

“Andai ada debu yang menempel pada sandal Laila, maka hatiku akan mencintai debu itu.”

Begitulah Majnun. Cintanya tidak lagi berbicara tentang logika, melainkan tentang ketundukan total. Cinta yang membuat manusia rela mencintai apa pun yang menyentuh kekasihnya.

Baca juga :  Bertolak Dari Arsip Sehari-hari

Rindu dalam Islam disebut syauq. Para ulama tasawuf mengatakan bahwa syauq adalah api kecil yang membuat seorang hamba selalu ingin mendekat kepada Tuhannya.

Seperti seorang kekasih yang ingin segera bertemu pasangannya. Ibnu Qayyim menulis bahwa rindu adalah bukti cinta yang hidup, bukan cinta yang mati.

Jika seseorang tidak lagi rindu maka cintanya telah padam. Dan cinta yang padam adalah cinta yang kehilangan alasan untuk bertahan.

Dalam kehidupan manusia, rindu sering kali lebih kuat daripada cinta itu sendiri. Ada orang yang kita cintai tetapi tidak kita rindukan. Namun ada pula seseorang yang setiap kali namanya disebut dada ikut bergetar seakan ada yang belum selesai antara kita dan dia.

Rindu seperti itu tidak memerlukan izin. Ia datang seperti hujan yang jatuh pada tanah gersang. Tiba-tiba basah, tiba-tiba hidup, tiba-tiba hangat.

Cinta betapapun indahnya juga membuat manusia buta. Para filsuf menyebutnya sebagai kelesuan logika. Orang-orang tua di kampung mengatakan bahwa jika sudah cinta nasi basi pun terasa enak.

Baca juga :  Belajar Tulus dari Hati Suhita

Orang yang sedang jatuh cinta kehilangan banyak kemampuan. Kemampuan marah, kemampuan marah pada diri sendiri, bahkan kemampuan untuk berkata tidak.

Cinta yang kuat membuat manusia lemah. Lemah pada godaan rindu, lemah pada ingatan singkat, lemah pada suara lembut yang memanggil namanya. Dan mungkin itu sebabnya Tuhan menciptakan cinta.

Agar manusia belajar bahwa ada hal-hal yang tidak bisa diselesaikan dengan logika. Agar manusia mengerti bahwa kegilaan tertentu justru membuat hidup terasa lebih utuh.

Pada akhirnya cinta adalah anugerah yang tidak boleh ditawar. Ia datang tanpa mengetuk pintu, pergi tanpa pamit, dan kadang menetap tanpa alasan.

Namun di ruang yang paling sunyi cinta membuat kita merasa hidup. Ia membuat kita berani menunggu, berani tersakiti, berani mengulang mimpi yang sama meski tahu terkadang tidak ada jaminan untuk bahagia.

Jika engkau sedang mencintai seseorang saat ini, biarkan dirimu hanyut. Biarkan logikamu duduk sebentar. Hidup tanpa cinta hanyalah rutinitas panjang tanpa warna.

Sedangkan hidup dengan cinta meski membuatmu buta justru membuatmu merasakan dunia yang tidak dirasakan mereka yang memilih aman.

Cinta adalah risiko. Tetapi ia juga keselamatan. Dan di antara segala yang pernah Tuhan ciptakan, cinta mungkin adalah yang paling indah. (*)

Berita Terkait

Belajar Tulus dari Hati Suhita
Kumpulan Sajak Nuril Izza Afgarina
[CERPEN] You Can Call Me, Saaa…
Antara Komitmen dan Setia
Kumpulan Puisi Fardan,d 
Sepucuk Harapan M. Yamin
Aroma Kemerdekaan
Penyesalan Masa Tua

Berita Terkait

Minggu, 23 November 2025 - 02:17 WIB

Makna Cinta

Minggu, 14 September 2025 - 01:35 WIB

Belajar Tulus dari Hati Suhita

Sabtu, 13 September 2025 - 04:33 WIB

Kumpulan Sajak Nuril Izza Afgarina

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 10:05 WIB

[CERPEN] You Can Call Me, Saaa…

Selasa, 12 Agustus 2025 - 07:35 WIB

Antara Komitmen dan Setia

Berita Terbaru

Sastra

Makna Cinta

Minggu, 23 Nov 2025 - 02:17 WIB

Sejumlah warga beraktivitas di Pelabuhan Sepudi, Kabupaten Sumenep. (DOK. KLIKMADURA)

SUMENEP

Tolak Replacement Pelabuhan Sapudi, Warga Surati Kemenhub

Minggu, 23 Nov 2025 - 00:40 WIB

Ketua Badan Anggaran DPR RI asal Dapil XI Madura, MH Said Abdullah saat meresmikan GOR Said Abdullah di UIN Madura. (MOHAMMAD IQBALUL KHAVEI MZ / KLIKMADURA)

Pamekasan

UIN Madura Resmikan GOR Said Abdullah Senilai Rp3 Miliar

Sabtu, 22 Nov 2025 - 12:22 WIB