Oleh: Moh. Iqbalul Khavey Mz, Warga Desa Klompang Timur sekaligus Jurnalis Klik Madura.
——-
ULISAN ini saya buat bukan atas dasar keinginan untuk menghakimi, menyudutkan, apalagi mencemooh orang. Saya hanya ingin mencurahkan keresahan sebagai warga Desa Klompang Timur yang peduli dan cinta terhadap kampung halaman.
Keresahan ini muncul dari sebuah kenyataan yang selama ini luput dari perhatian. Sebuah potensi alam yang dibiarkan terbengkalai dan bahkan menjadi petaka bagi warga sekitar.
Di ujung selatan Desa Klompang Timur, tepatnya di Dusun Bagunung, terdapat sebuah waduk yang seharusnya bisa menjadi berkah bagi masyarakat. Waduk ini punya potensi besar untuk dikembangkan untuk mendorong ekonomi maupun sosial masyarakat.
Sayangnya, alih-alih dimanfaatkan, waduk tersebut justru menjadi sumber malapetaka. Setidaknya, sudah dua nyawa melayang di sana.
Pertama terjadi pada tahun 2017, seorang bocah berusia sembilan tahun harus menghembuskan napas terakhirnya setelah tenggelam.
Kejadian serupa terulang pada tahun 2025. Seorang anak berusia 14 tahun mengalami nasib tragis yang sama.
Dua nyawa anak bangsa melayang karena kurangnya pengawasan, minimnya pengamanan, dan ketiadaan pengelolaan yang layak.
Mungkin, kejadian ini tidak akan terjadi jika pemerintah desa memiliki kepekaan dan keseriusan dalam mengelola potensi yang ada.
Kita tahu bahwa Dana Desa (DD) Klompang Timur mencapai Rp1.260.359.000, tertinggi kedua se Kecamatan Pakong. Angka yang sangat besar, tapi mengapa potensi sederhana seperti waduk tidak tersentuh?
Padahal, waduk tersebut bisa dijadikan sebagai tempat budidaya ikan, objek wisata desa, atau bahkan kawasan konservasi edukatif.
Dengan begitu Desa Klompang Timur akan menjadi Desa mandiri dengan memiliki sumber pendapatan dari hasil pengelolaan potensi alam yang dimiliki, bahkan bisa jadi menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan di masa depan.
Saya mengakui, bahwa membuat terobosan baru tidak semudah mengedipkan mata. Namun, jika tidak dimulai dengan niat dan langkah awal yang nyata, maka jangan pernah mengharapkan sebuah desa maju apalagi masyarakatnya sejahtera.
Sebagai sampel, Lihat saja Desa Ponggok di Klaten, Jawa Tengah. Mereka mengubah sumber air biasa menjadi kolam wisata yang menghasilkan miliaran rupiah setiap tahun melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang dikelola. Apa kita tidak bisa meniru mereka?
Saya menulis ini sebagai seorang pemuda biasa. Saya tidak punya kekuatan untuk membuat kebijakan. Tapi saya punya harapan besar untuk desa saya.
Saya ingin melihat Klompang Timur tidak hanya dikenal sebagai desa yang punya anggaran besar, tapi juga desa yang cerdas dalam mengelola potensi lokal.
Pesan saya, jika pemerintah desa merasa berat atau enggan untuk mengeksekusi potensi waduk tersebut, saya kira sudah waktunya pemerintah kabupaten turun tangan. Karena jika dikelola dengan benar.
Bukan hanya keselamatan warga yang bisa dijaga, tetapi juga sumber daya desa bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan bersama.
Desa Klompang Timur bukan desa tertinggal. Kami punya sumber daya, kami punya anggaran, dan kami punya harapan. Yang kami butuhkan hanyalah keberanian untuk memulai dan kepekaan untuk melihat potensi yang ada di depan mata.
Jangan sampai waduk yang bisa menjadi berkah justru terus menjadi kutukan. Mari bergerak, demi desa yang lebih baik. (*)