PAMEKASAN || KLIKMADURA – Keluarga Parma (59), warga Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, terkejut usai dikenakan biaya suntik kista jutaan rupiah di tempat praktik dr. Tatik Sulistyowati di Jalan Trunojoyo, Pamekasan.
Padahal, Parma merupakan peserta aktif BPJS Kesehatan dan sebelumnya mengira semua biaya akan ditanggung penuh oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Keluarga pasien, Saleh, menjelaskan bahwa mereka mendatangi praktik dr. Tatik setelah mendapat rekomendasi dari Rumah Sakit (RS) Larasati sebelum tindakan operasi.
“Awalnya kami kira tidak akan keluar biaya sepeser pun karena sudah peserta BPJS. Karena rekomendasi dari rumah sakit, kami nurut saja tanpa mempertanyakan adanya biaya lain,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Namun, setelah dilakukan penyuntikan dan ultrasonografi (USG), keluarga kaget lantaran diminta membayar sekitar Rp4,5 juta untuk sekali suntik. Bahkan, menurut Saleh, pasien lain dengan keluhan serupa dikenakan biaya hingga Rp5 juta.
“Saya terkejut. Dengan kondisi yang kurang mampu, terpaksa harus meminjam uang untuk biaya sekali suntik tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, dr. Tatik Sulistyowati menegaskan bahwa suntikan yang diberikan adalah Tapros, obat khusus untuk penderita kista dengan harga yang memang bervariasi.
“Tapros 3,75 mg biasanya di kisaran Rp1,55 juta hingga Rp1,75 juta. Sedangkan Tapros 3M (11,25 mg) bisa mencapai Rp4,95 juta per boks,” jelasnya.
dr. Tatik menegaskan dirinya tidak pernah memaksa pasien memilih dosis yang lebih mahal. Menurutnya, pemeriksaan dan penyuntikan di tempat praktik memang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Biaya suntik berbeda-beda sesuai kondisi penyakit. Kadang pasien diberikan dosis lebih tinggi agar penyakit tidak tumbuh lagi. BPJS hanya menanggung biaya operasi di RS Larasati. Kalau berobat di tempat praktik, otomatis tidak bisa pakai BPJS,” paparnya.
Ia juga menegaskan sudah memberi penjelasan kepada keluarga pasien terkait biaya sebelum tindakan dilakukan.
“Kami sudah memberi tahu keluarga pasien terlebih dahulu,” tandasnya.
Hingga kini, upaya redaksi untuk mendapatkan keterangan dari pihak RS Larasati terkait prosedur penanganan operasi kista sebelum tindakan suntik belum membuahkan hasil. (ibl/nda)














