Nelayan Madura Soroti Eksploitasi Migas, Minim Perberdayaan dan CSR Kurang Transparan

- Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah kapal nelayan sandar di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan, Sumenep. (PRENGKI WIRANANDA / KLIKMADURA)

Sejumlah kapal nelayan sandar di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan, Sumenep. (PRENGKI WIRANANDA / KLIKMADURA)

MADURA || KLIKMADURA – Keberadaan perusahaan pengeboran migas di Madura dinilai belum memberi kontribusi positif bagi masyarakat, terutama nelayan.

Padahal, akibat pengeboran migas itu, dampak paling besar justru dirasakan nelayan yang menggantungkan hidup dari laut.

H. Mohammad Wardan, tokoh nelayan Madura menegaskan, aktivitas pengeboran migas telah mempersempit area tangkap nelayan. Dari satu titik sumur saja, radius 500 meter di sekelilingnya dilarang ada aktivitas melaut.

“Itu sudah memakan area tangkap yang luas sekali, sedangkan di Madura sumur migasnya sangat banyak,” ujar Wardan.

Baca juga :  Mahfud MD Tegaskan Setuju Madura Jadi Provinsi

Pengeboran migas juga mengganggu alur tangkap nelayan. Biasanya, nelayan melaut dengan arah lurus menuju lokasi ikan, tetapi kerap harus berbelok karena di depannya ada sumur migas.

Akibatnya, biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar semakin tinggi. Kemudian, hasil tangkap menurun drastis sehingga ekonomi nelayan makin sulit.

Wardan menilai, setiap kali terjadi insiden seperti pipa gas bocor atau kebakaran di laut, yang paling terdampak tetap para nelayan. Namun, mereka jarang mendapat perhatian serius dari pihak perusahaan maupun pemerintah.

“Program tanggung jawab sosial perusahaan atau TJSL itu ada, tapi realisasi tidak transparan dan dampaknya kecil sekali bagi kami,” tegasnya.

Baca juga :  Demi Masa Depan yang Lebih Baik, Madura Harus Menjadi Provinsi

Tokoh nelayan asal Pamekasan itu menyebut, program pemberdayaan yang diberikan perusahaan migas tidak sebanding dengan kerugian yang dialami nelayan.

“Dana CSR dan TJSL itu harus dikelola terbuka. Programnya juga harus seimbang dengan dampak yang kami terima,” ujarnya.

Dia berharap, pemerintah tidak menutup mata atas penderitaan nelayan Madura yang makin kehilangan ruang hidup akibat eksploitasi migas. Wajib ada terobosan program yang menguntungkan bagi nelayan. (nda)

Berita Terkait

Dipimpin Perempuan Berharta Rp 1,5 Miliar, Aktivis Pertanyakan Peran Bakorwil Pamekasan terhadap Masyarakat Madura
Dorong Efektivitas Program Makan Gratis, Satgas MBG Pamekasan Panggil 30 Kepala Dapur
Restoran Lalai Bayar Pajak, BPKPD Pamekasan Turun Tangan Jemput Bola
Sembilan Siswa SDN Toronan 1 Pamekasan Diduga Keracunan Usai Santap MBG
HLN ke-80, PLN UP3 Madura Berikan Penghargaan kepada Pelanggan Setia
Bupati Pamekasan Tanggapi Santai Rekaman Percakapan Bocor: Demi Cari Solusi Terbaik!
UIN Madura Dorong Kemandirian Petani Lewat Pelatihan Potensi Lokal
Cipayung Plus Tagih Janji Bupati Pamekasan soal Guru, Petani, dan Layanan Kesehatan

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 05:41 WIB

Dipimpin Perempuan Berharta Rp 1,5 Miliar, Aktivis Pertanyakan Peran Bakorwil Pamekasan terhadap Masyarakat Madura

Kamis, 16 Oktober 2025 - 03:01 WIB

Nelayan Madura Soroti Eksploitasi Migas, Minim Perberdayaan dan CSR Kurang Transparan

Rabu, 15 Oktober 2025 - 12:23 WIB

Dorong Efektivitas Program Makan Gratis, Satgas MBG Pamekasan Panggil 30 Kepala Dapur

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:54 WIB

Restoran Lalai Bayar Pajak, BPKPD Pamekasan Turun Tangan Jemput Bola

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:51 WIB

Sembilan Siswa SDN Toronan 1 Pamekasan Diduga Keracunan Usai Santap MBG

Berita Terbaru