PAMEKASAN || KLIKMADURA – Kasus perundungan yang marak belakangan ini membuat Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 29 Pamekasan mengambil langkah antisipatif.
Puluhan sumber daya manusia (SDM) di sekolah tersebut kini bergantian berjaga malam dengan sistem shift.
Kepala SRMP 29 Pamekasan, Aisyah Minarni Mukti, menjelaskan bahwa setiap malam ada sekitar 9 hingga 11 orang yang menginap di sekolahSistem itu diberlakukan demi memastikan keamanan siswa, terutama di lingkungan asrama.
“Iya, dan itu sudah disepakati oleh semua pihak yang ada di sini,” ujar Aisyah, kemarin (17/8/2025).
Menurut mantan guru SMPN 2 Pamekasan itu, pendampingan siswa bukan hanya tugas guru Bimbingan Konseling (BK).
Seluruh tenaga pendidik, wali asuh, hingga wali asrama harus bersinergi agar anak-anak mendapatkan pengawasan optimal.
“Tugas tendik tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik anak-anak. Jadi sistem shift ini sangat membantu semua SDM yang ada di sekolah gagasan Presiden RI itu,” terangnya.
Aisyah mencontohkan pengalamannya dulu ketika harus mengampu 32 murid sekaligus. Jumlah itu saja cukup menantang. Apalagi kini ia harus mendampingi 50 siswa.
“Jadi sangat perlu saling membantu satu sama lain, seperti guru, wali asuh, wali asrama, dan yang lainnya,” tambahnya.
Ia menegaskan, pesan dari Kementerian Sosial RI yang disampaikan Gus Ipul tentang stop perundungan di Sekolah Rakyat (SR) harus benar-benar dijalankan. Karena itu, SRMP 29 Pamekasan menyiapkan langkah preventif agar kasus serupa tidak terjadi.
“Kan gantian dan itu sudah terjadwal. Semoga berjalan dengan lancar,” kata Aisyah.
Saat ini, total ada 50 siswa yang menempati SRMP 29 Pamekasan dengan sistem boarding school atau asrama.
Mereka terbagi 26 laki-laki dan 24 perempuan, dengan asrama yang dipisahkan sesuai jenjang pendidikan menengah pertama. (enk/nda)