Virus WFD Serang Udang di Pamekasan, Petambak Panen Lebih Awal

- Jurnalis

Kamis, 23 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PAMEKASAN, KLIKMADURA – Petambak udang di Pamekasan ketar-ketir. Sebab, virus White Feces Disease (WFD) mulai menyerang. Akibatnya, budidaya udang terpaksa dipanen lebih awal.

Salah satu petambak udang di Kecamatan Tlanakan, Sutan Takdir Ali Syahbana mengatakan, virus WFD itu menyerang sistem pencernaan udang. Tanda-tandanya, terdapat kotoran berwarna putih yang mengambang di tambak.

Kemudian, dalam usus udang juga terdapat kotoran berwarna putih. Virus tersebut mulai menyerang udang di Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan sejak beberapa hari terakhir.

“Tambak kami diserang virus WFD, akhirnya terpaksa kami panen lebih awal agar tetap bisa terjual,” katanya.

Baca juga :  Hasil Penyelidikan Polres Pamekasan, Kakek Paro Baya Meninggal Akibat Sesak Nafas Saat Memadamkan Kebakaran

Pria yang juga Sekretaris Aliansi Nelayan Indonesia (ANI) Pamekasan itu menyampaikan, akibat dipanen lebih awal, terdapat selisih berat udang yang cukup signifikan.

Biasanya, dalam satu kilogram hanya butuh 40 ekor udang. Namun, karena dipanen lebih awal, dalam satu kilogram harus diisi 57 ekor udang.

“Kalau dibilang rugi, ya tidak rugi. Tapi, kami tidak mendapatkan hasil. Hasilnya hanya cukup menutupi biaya saja,” katanya, saat ditemui di tambak udang miliknya.

Sutan mengatakan, secara teori keilmuan, penyakit tersebut disebabkan oleh gangguan dari sekumpulan mikroba, seperti vibrio alginolyticus dan vibrio fluvialis.

Dengan demikian, petambak melalui penyuluh perikanan mencoba mengatasi peredaran virus tersebut. Harapannya, usaha budidaya udang yang dilakukan berjalan sesuai harapan.

Baca juga :  137 Tambang Galian C Tak Berizin Beroperasi di Pamekasan 

“Bismillah semoga untuk panen selanjutnya udang kami tidak terjangkit virus WFD lagi. Kalau kena virus ini, harus segera dipanen, karena kalau tidak dipanen, bisa mati,” terangnya. (diend)

Berita Terkait

Mobil Pengangkut Snack MBG Tergelincir di Pamekasan, 309 Porsi Tetap Tersalurkan
Target PAD Hanya Rp50 Juta, Diskop Pamekasan Malah Pesimis Tercapai! Ini Alasannya
Puskesmas Waru Kaji Banding ke Puskesmas Pademawu, Fokus Tingkatkan Mutu Pelayanan
Gelar Safari Jumat, Bupati Pamekasan Janji Dirikan Rumah Jompo, Ketua DPRD Apresiasi Penurunan Angka Kemiskinan
Rekonstruksi Bongkar Fakta Baru, Istri ASN Sampang Resmi Jadi Tersangka Penganiayaan Kurir JNT
Capaian Imunisasi Campak di Pamekasan Masih Rendah, Dinkes Akui Banyak Kendala
SIHT Pamekasan Siap Beroperasi, Tunggu Restu Bupati
Kasus Campak di Pamekasan Makin Gawat, Angka Kematian Bertambah Jadi 7 Anak

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 09:33 WIB

Mobil Pengangkut Snack MBG Tergelincir di Pamekasan, 309 Porsi Tetap Tersalurkan

Jumat, 26 September 2025 - 09:23 WIB

Target PAD Hanya Rp50 Juta, Diskop Pamekasan Malah Pesimis Tercapai! Ini Alasannya

Jumat, 26 September 2025 - 06:53 WIB

Puskesmas Waru Kaji Banding ke Puskesmas Pademawu, Fokus Tingkatkan Mutu Pelayanan

Jumat, 26 September 2025 - 05:34 WIB

Gelar Safari Jumat, Bupati Pamekasan Janji Dirikan Rumah Jompo, Ketua DPRD Apresiasi Penurunan Angka Kemiskinan

Kamis, 25 September 2025 - 09:44 WIB

Rekonstruksi Bongkar Fakta Baru, Istri ASN Sampang Resmi Jadi Tersangka Penganiayaan Kurir JNT

Berita Terbaru