PAMEKASAN || KLIKMADURA – Dunia pendidikan kerap dihantui kasus perundungan. Korban bisa mengalami trauma mendalam yang membahayakan bagi keselamatannya.
Demi menekan terjadinya perundungan atau bullying, SMAN 1 Pamekasan melakukan beberapa program. Tujuannya, agar tidak terjadi kasus bullying di sekolah dengan segudang prestasi tersebut.
“Sekolah sejatinya memang harus terbebas dari bullying, karena bisa menyebabkan pembunuhan karakter pada seseorang, utamanya untuk anak usia sekolah,” kata Kepala SMAN 1 Pamekasan Mohammad Arifin,. S.Pd,. M.Pd.
Dengan demikian, SMAN 1 Pamekasan menerapkan beberapa program dan pendekata untuk menghindari terjadinya perundungan.
Pendekatan tersebut dilakukan sejak siswa kali pertama masuk ke dalam lingkungan sekolah. Yakni, terkait pemahaman awal tentang perundungan.
Tak hanya itu, SMAN 1 Pamekasan juga melakukan P5. Yakni, proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan mengangkat tema andhap asor.
Melalui tema tersebut, membuktikan bahwa bentuk P5 dalam merdeka belajar yang diterapkan bukan berbentuk fisik, akan tetapi berbentuk penguatan karakter sopan santun bagi anak.
SMAN 1 Pamekasan juga membentuk satgas khusus yang menangani penguatan masalah pendidikan karakter dan penanganan terhadap tindak kekerasan dan bullying.
Satgas tersebut melibatkan beberapa pihak. Mulai dari guru, siswa, maupun komite sekolah. Melalui ketiga program tersebut, SMAN 1 Pamekasan menjadi sekolah dengan 0 kasus perundungan sesuai dengan asesmen yang dilakukan oleh pemerintah pusat. (ern/diend)