PAMEKASAN || KLIKMADURA – Ratusan balita di Pamekasan diketahui suspek campak. Bahkan, lima di antaranya meninggal dunia.
Ironisnya, hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, lima balita yang meninggal dunia itu tidak diimunisasi. Bahkan, kelimanya juga menderita gizi buruk.
Kepala Dinkes Pamekasan, dr. Saifudin, menegaskan bahwa imunisasi adalah benteng utama dalam mencegah bahaya campak yang sedang menyebar luas di Kota Gerbang Salam.
Dengan demikian, dia meminta dukungan dari semua pihak agar program imunisasi yang dicanangkan instansinya terlaksana dengan sukses.
Sebab, lima balita positif campak yang meninggal dunia beberapa waktu lalu semuanya belum diimunisasi. Bahkan, juga menderita gizi buruk.
“Anak dengan gizi buruk daya tahan tubuhnya lemah, antibodinya rendah. Kalau terkena campak, risikonya bisa sangat berat bahkan berujung kematian,” katanya.
Ia menjelaskan, kekebalan aktif hanya bisa terbentuk melalui imunisasi lengkap. Jika imunisasi tidak tuntas, perlindungan tubuh tidak akan optimal.
“Anak yang tidak pernah diimunisasi sama sekali tentu jauh lebih rentan tertular dan mengalami komplikasi parah,” imbuhnya.
Menurut Saifudin, imunisasi juga berperan menentukan seberapa berat gejala yang dialami anak ketika terinfeksi.
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap, apalagi dengan status gizi baik, umumnya hanya mengalami gejala ringan.
“Karena itu kami terus mengimbau orang tua agar memastikan anaknya mendapat imunisasi lengkap. Imunisasi bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi kesehatan yang menyelamatkan masa depan anak,” pungkasnya. (nda)














