PAMEKASAN || KLIKMADURA – SDIT Al-Uswah Pamekasan di ambang kehancuran. Wali murid mengaku kecewa berat terhadap pihak yayasan yang dinilai semena-semena.
Selain berencana mengeluarkan anaknya dari sekolah tersebut, para wali murid juga berencana meminta uang pembangunan sebesar Rp 8 juta dikembalikan.
Informasi tersebut diterima Klik Madura dari salah satu wali murid SDIT Al-Uswah Pamekasan yang secara resmi mengeluarkan anaknya dari sekolah tersebut.
Ia menyampaikan, sistem pendidikan yang dijalankan di SDIT Al-Uswah saat sekarang sudah tidak sejalan dari visi misi awal. Bahkan, pihak yayasan memperlakukan para guru dengan kurang manusiawi.
“Guru dipecat secara sepihak tanpa alasan yang jelas dan tidak sesuai prosedur. Perlakuan ini memancing emosi dari para wali murid,” katanya.
Akibat tindakan semena-mena pihak yayasan, wali murid kecewa berat. Bahkan, mereka sempat audiensi dua kali terkait sejumlah permalasahan yang terjadi.
“Pada audiensi sesi pertama, sempat terjadi cekcok antara wali murid dan pihak yayasan karena tidak ada jalan keluar dari permasalahan yang terjadi,” katanya.
Wali murid juga menilai, sistem pendidikan yang dijalankan saat ini tidak sesuai visi misi yayasan yang mengedepankan character building. Kemudian, awalnya satu kelas dibimbinh oleh dua guru, sekarang satu kelas hanya satu guru.
Menurut wali murid yang enggan disebut namanya itu, permasalahan terjadi mulai muncul ketika Ketua Yayasan Al-Uswah Pamekasan dijabat Utsman Sayyaf dan pembina yayasan Nuruzzaman.
Sejak kepengurusan baru itu, ada tambahan pembiayaan. Wali murid sebenarnya tidak mempermasalahkan tambahan biaya itu, asalkan dana tersebut dikelola dengan baik. Tapi, yang terjadi, pengelolaan keuangan itu dinilai kurang transparan.
Dengan demikian, para wali murid berencana meminta kembali uang pembangunan senilai Rp 8 juta dari yayasan. Selain itu, anak-anaknya akan dikeluarkan dan disekolahkan di tempat lain.
“Tidak ada transparansi anggaran. Buktinya, bangunan tidak ada perubahan dari dulu, akreditasinya juga masih B. Lalu, kemana uang pembangunan itu?,” tanyanya.
Sementara itu, Arif selaku anggota Komite SDIT Al-Uswah Pamekasan menyampaikan, sempat ada rapat antara wali murid, guru dan pihak Yayasan.
Namun, dia diminta hadir saat sudah masuk sesi kedua, dikarenakan sebelumnya memang ada beberapa permasalahan.
“Saya sampaikan yang pada intinya, komunikasi antara sekolah, guru dan wali murid itu memang penting dan semuanya harus transparan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi,” katanya.
Dalam rangka membantu mencarikan solusi, komite sekolah mengadakan rapat via zoom. Hasil rapat tersebut, Ketua Komite SDIT Al-Uswah Pamekasan Ilham Mauluddin diminta menanyakan kepada pihak yayasan perihal nasib sekolah tersebut.
“Kalau semua guru sudah memilih resign, akan menjadi masalah besar apalagi jika yayasan tidak mau bergandengan tangan dengan para guru,” tegasnya.
Klik Madura mencoba meminta tanggapan kepada pihak Yayasan Al-Uswah Pamekasan. Namun, petinggi yayasan tersebut enggan ditemui. (enk/diend)