SUMENEP || KLIKMADURA – Jembatan utama yang menjadi akses vital masyarakat Pulau Giligenting, Kabupaten Sumenep, ambruk sejak 8 Desember 2025. Hingga kini, lebih dari dua pekan pascakejadian, belum terlihat upaya perbaikan dari pemerintah desa setempat.
Jembatan tersebut merupakan jalur utama yang setiap hari digunakan warga untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga akses layanan kesehatan.
Namun, kondisi terkini jembatan sangat memprihatinkan. Struktur bangunan ambles dan terputus, meninggalkan lubang besar yang membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Pantauan di lokasi menunjukkan, warga terpaksa tetap melintasi jembatan rusak tersebut karena tidak memiliki alternatif akses lain. Bahkan, dalam beberapa kasus, kendaraan roda dua dilaporkan terjatuh ke aliran air di bawah jembatan.
Ironisnya, hingga saat ini, pemerintah Desa Bringsang dan Desa Aenganyar belum mengambil langkah nyata untuk perbaikan darurat maupun pengamanan lokasi.
“Jembatan ini dilewati setiap hari. Kalau nanti ada korban lagi, siapa yang bertanggung jawab?” ujar salah satu warga dengan nada kesal.
Ambruknya jembatan juga berdampak langsung pada akses menuju fasilitas kesehatan. Beberapa warga yang mengalami kecelakaan di sekitar lokasi jembatan telah didokumentasikan oleh masyarakat setempat sebagai bukti kondisi berbahaya yang dibiarkan berlarut-larut.
Masyarakat menilai, jembatan tersebut bukan sekadar infrastruktur biasa, melainkan jalur strategis yang sudah lama menjadi urat nadi aktivitas warga. Karena itu, pembiaran terhadap kerusakan ini dianggap sebagai bentuk kelalaian pemerintah desa.
Selain tidak adanya perbaikan fisik, warga juga mengeluhkan minimnya langkah pengamanan. Hingga kini, tidak terdapat papan peringatan maupun pembatas yang memadai, sehingga risiko kecelakaan semakin tinggi, terutama pada malam hari.
Warga Giligenting mendesak pemerintah desa agar segera mengambil tindakan konkret. Mereka juga menuntut adanya penjelasan terbuka terkait kendala anggaran, kewenangan, serta langkah koordinasi dengan pemerintah kabupaten.
Hingga berita ini diturunkan, kepala desa setempat belum memberikan keterangan resmi terkait keterlambatan penanganan jembatan ambruk tersebut. (nda)














