Oleh: Faqih Ali, Mahasiswa Universitas Madura.
—————–
PSIKOLOGI sastra merupajan kajian yang menghubungkan antara psikologi dan sastra, di mana psikologi sastra berfungsi untuk memahami karakter, perilaku, dan motivasi tokoh dalam karya sastra.
Haslinda (2019) menekankan, psikologi sastra dapat membantu pembaca untuk lebih memahami pengalaman emosional dan psikologis yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam cerita.
Dalam puisi berjudul “menyesal”, saya akan menganalisa menggunakan pendekatan psikologis karya. Psikologi karya merupakan pendekatan yang berfokus pada aspek-aspek psikologis yang tercermin dalam karya sastra, termasuk karakter, alur, tema, dan konflik.
Pendekatan ini bertujuan untuk memahami bagaimana pengalaman, emosi, pikiran, dan motivasi yang kompleks dalam karya sastra mencerminkan atau memengaruhi kondisi psikologis manusia.
Menurut J. P. Guilford (1950) menyebutkan, psikologi karya sebagai studi tentang proses mental yang terlibat dalam penciptaan karya seni. Ia menekankan pentingnya memahami bagaimana individu berinteraksi dengan ide-ide kreatif dan bagaimana faktor psikologis mempengaruhi proses kreatif.
Menyesal
(Karya Ali Hasjmy)
Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah pergi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masaa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menanbah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju arah padang bakti
Analisis menggunakan pendekatan psikologi karya:
Dalam bait pertama menggambarkan tentang psikologi yang berupa penyesalan atas penyianyiaan masa muda. Kata /pagiku/ dan /petang/ menunjukkan peralihan dari masa muda (pagi) ke masa tua (petang).
Dalam psikologi, perasaan kehilangan ini dapat dihubungkan dengan konsep nostalgia, di mana pembaca merenungkan masa lalu dengan campuran rasa rindu dan penyesalan. Bait ke 2 ini menggambarkan tentang penyesalan atas kelalaian dan kecerobohan di masa muda, yang mengarah pada perbuatan negatif.
Pada gabungan kata /hidup meracun hati/ menunjukkan dampak psikologis yang dalam, di mana penyesalan dan rasa bersalah dapat menyebabkan penderitaan emosional. Bait tersebut menggambarkan rasa menyesal yang mendalam atas kelalaian yang mengakibatkan kemiskinan baik dalam pengetahuan maupun materi, yang mencerminkan rasa ketidakpuasan.
Bait ke 3 menyatakan bahwa penyesalan tidak akan mengubah masa lalu. Kata /ah/ disini menyatakan rasa keputusasaan. Psikologi positif menunjukkan bahwa menerima kenyataan dapat menjadi langkah penting untuk penyembuhan, tetapi dalam konteks ini, penyesalan tetap menambah /luka sukma/.
Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penerimaan, rasa sakit emosional masih ada. Bait terakhir ini menggambarkan tentang harapan untuk anak muda, agar mereka tidak mengulangi kesalahan dan lebih pandai dalam memanfaatkan waktu pada masa mudanya sehingga tidak ada penyesalan dikemudian hari.
Dalam konteks psikologi karya, kutipan ini mencerminkan pembelajaran bahwa anak muda harus belajar dengan kesalahan orang lain.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, jika dianalisis dengan pendekatan psikologi karya, puisi ini menggambarkan tentang psikologi yang meliputi: penyesalan, penerimaan, dan harapan.
Melalui pendekatan psikologi karya, kita dapat melihat psikologi seperti apa yang ada dalam karya tersebut dan bagaimana pengalaman masa lalu mempengaruhi keadaan mental.
Kita harus berusaha memberikan gambaran melalui puisi dengan tema “menyesal” (Karya Ali Hasjim) pada generasi muda. Puisi ini menunjukkan bahwa meskipun penyesalan adalah bagian dari kehidupan, ada harapan untuk perbaikan di masa depan. (*)